Pasar kripto bergerak menurun di tengah pekan pertama Maret 2023 yang diakibatkan anjloknya nilai Bitcoin (BTC). Bitcoin sempat jatuh ke level terendah di USD 27.828 atau setara Rp 415,9 juta (asumsi kurs Rp 14.948 per dolar AS), sebelum akhirnya pulih lalu cenderung bergerak datar.
Menurut tim riset Tokocrypto dalam analisis harian yang diterima Liputan6.com, Jamis (6/4/2023) menyebut Ada sejumlah faktor yang melemahkan Bitcoin dan pasar kripto pekan ini.
Diantaranya adalah indikator ekonomi AS terus mengecewakan. Data PMI Non-Manufaktur turun jauh dari yang diproyeksikan dari 55,1 menjadi 51,2 dibandingkan perkiraan 54,5. Khususnya, indeks ketenagakerjaan turun dari 54,0 menjadi 51,3.
Investor juga sedang menjauh dan wait and see untuk melihat perilisan data angka klaim pengangguran (initial jobless claims) dan tingkat ketenagakerjaan (Non-Farm Payroll/NFP) yang rilis pada Jumat.
“Laporan Non-Farm Payrolls AS berdampak signifikan pada pasar keuangan, menyebabkan volatilitas di pasar kripto, saham, karena menjadi salah satu indikator yang dilihat oleh The Fed untuk menentukan kebijakan moneternya,”
BTCUSDT dalam fase konsolidasi/ sideway pada TF H1, sell on strength dapat dilakukan pada level harga 28320 untuk menuju support terdekat pada level area 27720 - 27230 dengan potensi resiko pada level harga 28800.
Disclaimer: Materi ini adalah analisa oleh Quant Tech Limited dan telah memperoleh izin dari Quant Tech Limited. Pandangan dalam materi ini adalah milik analis dan/atau Quant Tech Limited dan BtcDana tidak mendukung atau merekomendasikan investasi atau perdagangan apa pun yang dibahas dalam materi ini. Sebelum bertindak berdasarkan materi ini, mohon mempertimbangkan apakah materi ini cocok dengan situasi Anda dan jika perlu, mohon mencari nasihat profesional.