Harga kripto cenderung sideway di tengah ketidakpastian perekonomian global saat ini , karena investor masih bersikap hati-hati di tengah ketidakpastian perekonomian global saat ini. Melansir data dari CoinMarketCap, Bitcoin naik 0,32% ke posisi harga US$ 19.200,73/koin atau setara dengan Rp 297.035.293/koin (asumsi kurs Rp 15.470/US$). Sedangkan untuk Ethereum menguat 1,36% ke posisi US$ 1.300,14/koin atau Rp 20.113.166/koin.
Federal Reserve (The Fed) masih akan bersikap hawkish dengan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan November mendatang. Keagresifan The Fed diprediksi akan membawa perekonomian Negara Adidaya tersebut masuk ke zona resesi dan tentunya akan berdampak pada negara-negara lain di dunia. AS merupakan perekonomian terbesar di dunia.
PDB AS menyumbang 25% dari ekonomi dunia. AS pun memimpin posisi ekonomi tertinggi sejak tahun 1960, bahkan jauh sebelum perang dunia I dan II. Atas dasar itu, AS dikenal sebagai Negara Adidaya Ekonomi.
Dengan demikian, jika negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini tertekan, maka akan bisa dipastikan mengganggu perekonomian global. Ketika ekonomi global melambat, maka aset kripto cenderung dihindari oleh pelaku pasar karena pada dasarnya aset kripto tidak dapat menjadi aset investasi yang tergolong aman di tengah lesunya perekonomian.
BTCUSDT masih dalam trend bearish, open posisi Buy dapat dilakukan setelah konfirmasi breakout pada level harga 19680 dengan target resistance terdekat pada kisaran level harga 20050 - 20440 dan dengan pembatasan potensi resiko pada level harga 19430.
Disclaimer: Materi ini adalah analisa oleh Quant Tech Limited dan telah memperoleh izin dari Quant Tech Limited. Pandangan dalam materi ini adalah milik analis dan/atau Quant Tech Limited dan BTCDana tidak mendukung atau merekomendasikan investasi atau perdagangan apa pun yang dibahas dalam materi ini. Sebelum bertindak berdasarkan materi ini, mohon mempertimbangkan apakah materi ini cocok dengan situasi Anda dan jika perlu, mohon mencari nasihat profesional