Rebound harga minyak tampaknya kehabisan bahan bakar pada hari Rabu karena kekhawatiran perlambatan permintaan jangka pendek mengimbangi potensi kekurangan pasokan yang berasal dari pengurangan produksi OPEC dan badai di Teluk Meksiko. Harga tetap mendekati posisi terendah delapan bulan, karena kenaikan suku bunga dan meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi mengurangi ekspektasi permintaan jangka pendek.
Minyak berjangka Brent yang diperdagangkan di London naik 0,1% menjadi $84,46 per barel, sementara minyak berjangka West Texas Intermediate AS turun 0,5% menjadi $78,15 per barel pada pukul 21:19 ET (01:19 GMT). Kedua kontrak masing-masing reli hampir 2% pada hari Selasa. Kekhawatiran atas melambatnya permintaan kembali berperan setelah data dari American Institute of Petroleum menunjukkan stok minyak mentah AS naik lebih dari yang diperkirakan pekan lalu, naik 4 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi 333.000 barel.
Angka-angka tersebut menimbulkan lebih banyak kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga dan inflasi tinggi selama 40 tahun kemungkinan akan membebani permintaan dalam waktu dekat. Bank investasi Goldman Sachs juga memangkas perkiraan harga minyaknya, tetapi mengatakan bahwa pengetatan pasokan, terutama dari Rusia, kemungkinan akan memacu kenaikan harga awal tahun depan.
OILUSD kembali pada area support, open posisi buy harus mendapat konfirmasi breakout pada level harga 78.00 untuk mencapai resistance terdekat pada kisaran level harga 79.50 – 81.00 dengan pembatasan potensi resiko pada level harga 76.00
Disclaimer: Materi ini adalah analisa oleh Quant Tech Limited dan telah memperoleh izin dari Quant Tech Limited. Pandangan dalam materi ini adalah milik analis dan/atau Quant Tech Limited dan BTCDana tidak mendukung atau merekomendasikan investasi atau perdagangan apa pun yang dibahas dalam materi ini. Sebelum bertindak berdasarkan materi ini, mohon mempertimbangkan apakah materi ini cocok dengan situasi Anda dan jika perlu, mohon mencari nasihat profesional