Harga kripto utama terpantau melemah pada perdagangan Rabu (7/9/2022), di mana investor makin khawatir dengan inflasi global yang berpotensi kembali meninggi akibat adanya penghentian pengoperasian pipa gas alam terbesar di Eropa.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:15 WIB, Bitcoin ambles 4,88% ke posisi harga US$ 18.772,41/koin atau setara dengan Rp 278.394.840/koin (asumsi kurs Rp 14.830/US$)
Bitcoin terkoreksi ke kisaran US$ 18.000, di tengah kekhawatiran pasar akan potensi perlambatan ekonomi global karena inflasi masih cenderung tinggi dan sikap hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS) dan Eropa terkait kebijakan moneter. Data Purchasing Manager's Index (PMI) jasa AS versi ISM dilaporkan naik ke posisi 56,9 pada bulan lalu, lebih baik ketimbang Juli lalu di angka 56,7.
Para analis mengatakan bahwa data aktivitas jasa AS yang makin membaik mendorong bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) semakin yakin untuk menaikkan kembali suku bunga acuannya.
BTCUSDT masih tertekan turun, dan sudah brekout area support penting, open posisi sell dapat dilakukan pada level harga 18530 dengan target support terdekat pada kisaran level harga 17790- 17620 dan dengan pembatasan potensi resiko pada level harga 19530
Disclaimer: Materi ini adalah analisa oleh Quant Tech Limited dan telah memperoleh izin dari Quant Tech Limited. Pandangan dalam materi ini adalah milik analis dan/atau Quant Tech Limited dan BTCDana tidak mendukung atau merekomendasikan investasi atau perdagangan apa pun yang dibahas dalam materi ini. Sebelum bertindak berdasarkan materi ini, mohon mempertimbangkan apakah materi ini cocok dengan situasi Anda dan jika perlu, mohon mencari nasihat profesional