Harga minyak kembali tergelincir ke sekitar level 87.55, kekhawatiran akan perlambatan ekonomi, bahkan resesi, menjadi momok bagi harga minyak. Ketakutan itu nyata adanya, karena didukung dengan data.
Misalnya di Amerika Serikat (AS). Stok bensin di Negeri Paman Sam pada pekan lalu nak 200.000 barel menjadi 225,3 juta barel. Padahal konsensus pasar yang dihimpun Reuters memprediksi adanya penurunan 1,6 juta barel. Kenaikan stok terjadi karena penurunan permintaan. permintaan bensin turun sekitar 700.000 barel per hari menjadi 8,5 juta barel per hari. Ini menandakan aktivitas ekonomi di AS mulai melambat, jika ini terus berlangsung, maka AS akan sulit keluar dari jerat resesi.
Berbeda dengan data-data ekonomi diatas, dari sisi analisa teknikal, terlihat adanya divergent dan pola falling wedge terlihat jelas pada TF H1, dimana hal ini berpotensi sebagai pola pembalikan arah (trend). Breakout pada resistance trendline dapat dijadikan titik entry untuk melakukan aksi BUY pada kisaran harga 90, dengan potensi penurunan harga minyak yang lebih dalam menuju 81/barrel.
Disclaimer: Materi ini adalah analisa oleh Quant Tech Limited dan telah memperoleh izin dari Quant Tech Limited. Pandangan dalam materi ini adalah milik analis dan/atau Quant Tech Limited dan BTCDana tidak mendukung atau merekomendasikan investasi atau perdagangan apa pun yang dibahas dalam materi ini. Sebelum bertindak berdasarkan materi ini, mohon mempertimbangkan apakah materi ini cocok dengan situasi Anda dan jika perlu, mohon mencari nasihat profesional